jika dia adalah pelangi senja yang begitu merindukan
maka tak kan pernah kumenjadi kumpulan warna itu
karena aku adalah fajar yang gelap
menunggu cahaya namun tetap berbalik pada kelam
persamaan kami adalah semunya fase dan berlah kata
apakah itu?
kami pun tidak dapat menjelaskan
namun pada titik tertentu kami tahu
kami ada kemiripan
tetapi tetap saja perbedaa menjadi tiang yang dikibarkan
bersyukur ku mengenal jeda orange itu sesaat
dimana dia mengajarkan kesenangan
bermain hujan
dan bermandikan gelembung
saat-saat dirinya menjadi andromeda tujuh warna
sepenuhnya dirinya yang bisa membuyar menjadi partiker di seluruh tempat
pada waktu yang tepat
mencintai dirinya dan mempercantik lengkungan garis disekitarnya
tidak sepertiku, fajar yang dirundung mendung
hitam merajai dan mengelabuhi dengan kebiruan yang meragu
mencoba melembutkan dengan putihnya cahaya bintang
bintang yang banyak dielukan orang
atau terkadang memunculkan bulan yang terkantuk pada lemburnya
namun luasnya fajar tak kan pernah menyambut pelangi
karena pagiku belumlah tersentuh matahari
dimana spektrum warna masih berputar dalam poros senandung kelabu
perlahan fajar menyapa embun serta bercak sisa mentari
merah...hijau..putih pun menjadi perhatian..
tetapi hitam tak mau dilepaskan
pangkuan mengekap ketat kenyamanan dalam gelap penuh kerahasiaan itu
pilihan berbuah merah darah yang mengenali rasa sakit dan kemarahan
colekan putih nurani yang mengusap jiwa pemaaf yang sulit menjadi kemurnian rasa
sering singgah hanya menjadi pudar keabuan
dan rangsangan hijau tuk menyegarkan raga dalam himpitan hitam
berlari dalam dedaunan sinergi yang membumi
namun terkadang usang dalam kelayuan ckelat
dan menjadi kering..rapuh kembali dalam debu...hitam
inilah aku sang fajar yang m enyukai kesendirian
menguak tabir kegilaan
terus belajar berbincang pada alam dan Tuhan
No comments:
Post a Comment