ritme telah mengusik fisik yang terlantar
responsi waktu termanggu
energiku meluap-luap
tak tahu harus diarahkan pada titik mana
jika tak fokus maka yang ada hanyalah pecahan partikel
tersia dan kosong
saat raga dan rasa pernah dikerahkan hingga serasa habis
maka pemenuhannya kembalipun serasa hampa dan berliku
dengan detik tak berdentang
bodoh memang tak kuasa mengetatkan kekang pada tubuh dan emosi sendiri
namun beginilah rasa itu
terpontang panting untuk selalu diseimbangkan
ketika pikiran berkata belum melakukan apapun
hati menyerang pilu penuh luka
perih yang terpendam tak terlapisi lagi, hingga sedikit udara dalam gerakan
memekikkan kepedihan
sakit itu tak ada bekas, tepi terasa dalam
gejala muncul berkala tak kenal ampun
ah..kemana harus disentuh
agar terus meraba tombol kehidupan yang sepatutnya
ada...
beradaptasi....
daam kemakluman..
melingkupi kewajaran..
mengalungi kenormalan...
pada tiap pijakan danhebusan waktu
No comments:
Post a Comment