Friday, 4 November 2011

Fase Pertanyan lagi

Kata-kata itu muncul kembali
kebingungan mengelabuhi membutakan
Nada tanya itu membunyarkan keteguhan tanpa ampun
pijakan terhenti menyulap keadaan
menjadi hilang, gelap
Sedih berada dalam tepi memuakkan ini lagi
meraba asal penuh sesak tak berpikir
Ah apakah harus seperti ini?
tidak mengerti tidak ada petunjuk
ingin lari tidak ada kekuatan
ingin tidak peduli hati berdenyut sadar
panggilan tubuh untuk mengisi rasa
tetapi ditenggelamkan pada gelap
serasa mundur atau tidak bergerak maju
hanya tetap terkukung pada pikiran sendiri
butuh pelepasa hanya tidak tahu
kapan, diama siapa tepatnya dihamburkan
bergerumul dalam dada
berpendar di lubuk pelabuhan otak

inilah belitan yang tidak pernah lepas
hanya sesaat tidak tampak
tapi selalu ada
mengaca tahap mana kesalahan tak terlihat tapi membekas dalam
sakit nyeri menyesak tanpa dosa menghancurkan
salah otak tersusun menyalahkan masa lalu
salah rasa terbentuk emosi sedih, kesal, marah, perih
terkurung dalam kikisan masa yang semakin parah
luka merapuhkan titik pegangan sekarang
benci benci harus selalu mengalami fase ini
kenapa kenapa kenapa semua ini begitu tidak jelas
terpilih rasa manusia
tuntutan masa
sekali lagi fase pertanyan muncul
bagaimana dewasa menurut manusia? dan Dewasa yang sebenarnya?
adakah baku?
nafas terketuk pelipisan air mata
terkontrol katanya, untuk kuat tanpa kelemahan
besar tanpa putus asa
sekeras baja tahan banting tanpa takut
terus maju menghadapi tanpa pupus
dasar fisik, biologis adalah mampu terbaik
alasan bodoh bila hanya diam menunda menunggu

ah sekali lagi terpuruk fase ini lagi
meneriakkan ketidakmungkinan
"apakah kau mengenali keadaan sebenarnya?"
bahwa manusia yang latar belakang seperti ini menghasilkan pribadi ini
sekuatnya manusia tetap akan jeda dalam negatif
yah mungkin salah kembali pada tubuh ini
belum memahami sudut pandang yang lain
tidak menjadi yang terbaik hingga melelahkan harapan
selalu mencerminkan tubuh "kekanakan"
bermain bermain dengan badan pinjaman
lalu siapakah manusia ini?

tiffani ivo sabrina

No comments:

Post a Comment