Melihat histeria setelah teman pulang dari konser korea 2PM membuat histeria itu cukup tersampaikan padaku..bagaimana hebohnya situasi disana, bagaimana keramaian dan semangat mereka ingin bertemu muka dengan idola mereka, bagaimana mereka rela mengantri dari pagi, bagaimana mereka berdesakan, menyiapkan mental, menyiapkan bekal, uang smuanya dengan semangat juang berada dalam jarak jangkauan pandangan mereka...tak kusangka..kalau dipikir-pikir, aku pun dulu pernah seperti itu..walau bukan artis korea tetapi aku pernah menjadi mereka yang begitu menyukai sesuatu, sangat menyukainya..
Dulu sangat menyukai india, sangat sangat menyukai bollywood, terutama shahrukh khan..walau sekarang masih dan setia terhadap bollywood di terjangan korean fever, namun tidak segairah dulu seperti mereka yang begitu bergairah tehadap artis korea sekarang. Kalau dulu aku rela merogok kocek sedalam mungkin, mengeluarkan emosi yang memuncak. mengejar kesempatan bertemu seseorang yang dikagumi, mempelajari semua tentang diri mereka, dirinya, bahasa, kebudayaannya, kebiasaannya, apa-apa yang menjadi favoritnya, kesukaan mereka, kelebihan dan kekurangan mereka, semua dilahap seperti akan memahami diri sendiri. Dimana dan sedang apa mereka diikuti, apa kabar terbaru dari mereka akan segera diketahui. Oleh karena itu pula tidak salah, ketika aku menyukai bollywood bahasa Hindi segera menyerap di otakku dan tidak hilang hingga sekarang. yah...minimal bertambah ilmu pengetahuan :D
Dibandingkan sekarang yang histeriaku menurun, terasa ada perubahan dalam mengeluarkan energi terhadap berbagai hal. aneh, tapi nyata..aku mengerti mereka yang menyukai, sangat menyukai seseorang, walau terkadang karena perbedaan rasa, tipe, tercetus dalam kata, 'mengapa mereka begitu menyukainya?'..padahal kalau dipikir ke diriku, sama saja, "mengapa aku begitu menyukai bollywood"..jujur jika sekarang benar-benar ditanyapun akupun terkadang ada sedikit keraguan untuk menjawabnya, benar kah aku menyukainya karena suatu alasan?dalam keadaan sekarang..jawaban yang ada adalah : ya aku masih sangat menyukai mereka karena mereka menjadi bagian dari dalam hidupku yang aku bingung jika dipisahkan. lebay dan aneh mungkin bagi sebagian orang, tetapi memang itu semua telah menjadi bagian karena kebiasaan. sekali lagi aku mengatakan, kebiasaan itu memang mengerikan...
#mengutip puing puing arang kenangantiffani ivo sabrina
membayangkan memori dibalik debu perapian
raga ini masih terpaku betapa polosnya tiap bagian
hanya sekarang telah berubah tanpa mengindahkan masa yang telah terlewatkan
noda tak hilang melapukkan keyakinan
rasa yang masih terngiang melantunkan bisikan
menepikan bias meluruskan angan
walau letih mengundang ketegaran menuntut tanpa ampunan
No comments:
Post a Comment