meramu pelarian tanpa kesakitan, menyingkirkan lembah ketakutan ke tepian limbah mimpi...
mimpi yang diinginkan dan diketahui tidak akan terjadi karena terlalu indah...
hanya sebagai tempat persinggahan melepas kepenatan ragawi...
tubuh yang melepuh meraba bentuk, meraih asal tempat berteduh..
walau tanpa rasa, hanya ingin mencoba....
tak menoleh tak menengok lagi...
diketahui, dimengerti, disadari...
setiap sesuatu akan terbaik bagi seseorang dengan cara yang berbeda, tak akan pernah sama...
maka saat merentangkan batas toleransi visualisasi keadaan, kedipan terbersit mirip mungkin semu..
namun prediksi lamunan yang ada adalah plesetan kebenaran yang penuh rahasia..
kejutan dalam ketidajelasan menyelimuti kebaikan pada titik tak terhingga..
merekah terbungkus tak ingin dibuka, menakuti dengan percekcokan peraturan...
ilmiah tak selalu setuju dengan pinggiran kayalan..
ilmu tak pernah mengizinkan imajinasi warna melingkupi ceria..
ketidakpuasan umum membuahkan kebisuan sendiri
tak berani mengadu, tak boleh mengeluh, tak pula dapat menerima
hanya yang berani sendiri melewati garis, tersenyum dalam tubuhnya..
memeluk jiwanya, berbahagia dengan gaya pola emosinya...
mengikis pandangan pilu penuh cemoh..
berjalan dalam badan, memeluk manisnya denyutan jantung sanubari..
#seyogyanya menangkis negatif menjadi kebiasaan
semudah bibir berbicara, semudah berkedip dalam bisu
tetapi melakukan apa yang dialirkan dari pikiran dan rasa..
menjadikan kaku...berbisik merutuk..
s.u.l.i.t
sebab ketakutan ini telah mengikat dengan tali semerawut
berawal pada otak berakhir pada hati...Tiffani Ivo Sabrina
No comments:
Post a Comment